Sejarah Mesin Laminating, Jenis Dan Cara Menggunakannya

Berikut penjelasan singkat mengenai sejarah mesin laminating. Apakah Anda pernah melaminating kartu keluarga atau sertifikat seminar? Di era sekarang mesin laminating atau dikenal dengan mesin laminasi menjadi salah satu proses penting saat Finishing hasil cetak.

Umumnya di percetakan banyak menggunakan mesin laminating panas yang membantu proses laminating plastik transparan dengan hasil yang lebih kuat daya rekatnya. Namun apakah Anda tahu sejak kapan mesin laminating ada?

Berikut sejarah singkat mesin laminasi, cara menggunakan dan perkembangannya hingga sekarang. Laminasi adalah proses dua atau lebih lapisan yang direkatkan dan ditempatkan di dalam plastik transparan yang berfungsi untuk melindungi suatu benda dari kerusakan sengaja atau tidak sengaja dan umur dari benda tersebut.

Sejarah Mesin Laminating

Dr. Morris M Blum (1938)

Menurut Idesco Safety sejarah awal proses laminating sebenarnya bukan dari kalangan ilmuwan namun ditemukan oleh seorang dokter gigi bernama Dr. Morris M Blum pada abad ke 1938 di New York.

Saat itu dokter Morris secara tidak sengaja menggunakan laminasi gigi (Dental Laminate / Dental Veener) atau sekarang dikenal juga dengan sebutan Veneer Gigi untuk melaminasi gambar istrinya.

Sebelum sampai menjadi sebuah mesin laminating yang lebih spesifik, sebenarnya dahulu laminasi juga digunakan untuk banyak benda seperti untuk melapisi plywood, particle board, furnitur kayu, panel dinding dan lantai (Laminate Flooring).

Laminate Flooring
Laminate Flooring

Umumnya lapisan finishing dicetak dengan pola dan warna dekoratif yang indah. Ada 5 tipe laminasi yang umumnya dilakukan seperti Decorative Laminates, Industrial Laminates, Compact Laminates, Post Formed Laminates dan High-Pressure & Low-Pressure Laminates.

Proses laminasi ini sudah ada sejak awal 1900-an dan baru digunakan secara resmi sejak tahun 1930-an hingga 1970-an. Di beberapa arsip sumber, teknologi ini diadopsi oleh Angkatan Darat Amerika Serikat (AS) untuk melindungi beragam arsip dan dokumen militer supaya tetap aman dan tidak mudah rusak.

Terlebih dengan kondisi saat itu yang rentan terhadap kerusakan akibat perang, bencana, maupun hal-hal lainnya. Proses laminating sejatinya dilakukan dengan cara menempelkan sebuah kertas di antara dua plastik khusus yang transparan.

Selanjutnya, lapisan tersebut disatukan menggunakan panas sehingga menghasilkan dokumen yang lebih terlindungi dari cairan, debu, dan berbagai gangguan lainnya. Beberapa tahun setelah proses laminasi ditemukan, perkembangan proses laminasi pun dilakukan oleh berbagai pihak.

William Barrow

Salah satunya dengan penemuan mesin laminating di tahun 1900-an yang pada waktu itu masih sangat besar, mahal, dan prosesnya yang rumit. Sudah banyak ilmuwan yang mencoba mematenkan penemuannya di bidang laminasi ini, salah satunya William Barrow.

Penemuannya ternyata cukup berhasil dan bahkan bisa dibilang menjadi tonggak sejarah mesin laminating sehingga membantu proses laminasi secara lebih baik dan singkat.

Berkat penemuan Barrow tersebut, National Bureau of Standards (Badan Standarisasi AS) merilis beberapa proses tahapan untuk melaminasi dokumen arsip secara singkat, seperti:

  1. Langkah awal, dokumen tersebut perlu di-deasidifikasi. Deasidifikasi adalah tindakan untuk menetralkan asam yang bisa merusak lapisan kertas. Proses ini juga akan memberikan bahan penahan untuk melindungi lapisan kertas dari pengaruh asam.
  2. Melapisi dokumen menggunakan lembaran kertas tisu dan bahan khusus berupa selulosa asetat.
  3. Menutup dokumen dengan lapisan tipis dari tisu Jepang. Tujuannya tentu saja untuk bisa mencegah robekan pada kertas sehingga dapat meningkatkan kekuatan bahan kertas tersebut. Lapisan ini bisa ditambah menjadi lima lapisan.
  4. Lapisan laminasi tersebut kemudian ditempatkan dalam mesin pres yang sudah dipanaskan dan tersegel. Dengan cara ini, bahan selulosa pada plastik akan berubah komposisinya menjadi bagian dari kertas tersebut.

Donald F Hannon & George E Swingle

Selanjutnya mesin laminating panas pun hadir dan penemunya adalah Donald F Hannon dan George E Swingle (Cleveland, Ohio). Dari informasi Patents JUSTIA pada tanggal 3 Mei 1977 penemuan tersebut dipatenkan dengan nomor paten 4021288 yang diberikan oleh United States Patent and Trademark Office (USPTO).

Cek detail informasi paten Laminating Press oleh Donald F Hannon. Selain mesin laminating sebenarnya Donald F Hannon juga memiliki paten lainnya seperti paten untuk kartu identitas (ID Card).

Selanjutnya mesin laminating pun berkembang lebih pesat dan memiliki bentuk serta mesin yang lebih canggih. Sekarang di banyak tempat percetakan dan fotocopy Anda dapat menemukan jasa laminasi / laminating.

Jenis Mesin Laminasi

Umumnya ada 3 jenis mesin laminasi yang sering digunakan seperti Pouch Lamination dan Roll Lamination (Heated & Cold Roll Lamination).

1. Pouch Lamination

Pouch Lamination merupakan metode laminating yang cara kerjanya dengan menempatkan bahan yang akan dilaminasi ke dalam kantong atau pouch untuk kemudian dilewatkan pada mesin press.

Pada saat dimasukkan ke dalam rol, bagian dalam akan menempel pada permukaan bahan tersebut dan membentuk segel di salah satu sisi. Pouch yang digunakan pun beragam dan dihitung dari ketebalannya, yakni 3, 5, 7, hingga 10 mil.

Semuanya digunakan sesuai dengan kebutuhan, mulai dari pouch 3 mil untuk sekadar perlindungan dari tumpahan ringan, pouch 5 mil untuk perlindungan terhadap bengkokan, hingga pouch 7 dan 10 mil untuk kartu identitas, label bagasi, hingga penanda pada pipa.

2. Roll Lamination

Penggunaan mesin Roll Lamination dilakukan dengan mekanisme roll. Biasanya mesin ini digunakan untuk produksi dalam skala besar, terlebih proses adhesi yang terjadi juga jauh lebih cepat dibandingkan dengan laminasi dengan sistem pouch.

Mesin pada laminasi jenis ini mengandalkan peran lem yang digunakan. Apalagi menurut prosesnya, lem sangat penting untuk proses pemanasan. Jika lem sudah kering dan dingin, maka akan mengeras dan tidak mudah melengkung sehingga hasilnya menjadi lebih padat dan berkualitas.

Cara Menggunakan Mesin Laminating

Sebenarnya bagaimana cara menggunakan mesin laminating?

Pertama masukan dokumen yang akan di laminating ke dalam plastik laminating dan pastikan dokumen penting tersebut berada di area tengah serta tidak terlipat dan keluar dari plastik laminating.

Untuk dokumen dengan kertas HVS contohnya Kartu Keluarga maka sebaiknya atur pada mesin laminating dengan temperatur 150 C hingga 160 C suhunya. Jika dokumen tersebut tebal maka pastikan temperaturnya di 170 C hingga 180 C.

Kedua nyalakan mesin laminating (Tombol On). Terkadang ada mesin yang memiliki panas otomatis yang tidak dapat diatur suhunya dan ada mesin yang bisa diatur suhunya.

Pastikan bahwa tombol  suhu telah dinyalakan dan temperatur disesuaikan dengan kebutuhan. Tunggu hingga lampu indikator menyala yang menandakan bahwa mesin sudah panas dan siap untuk digunakan.

Keempat nyalakan Roll (Tombol Forward jika ada) dan pastikan roll pendorong telah berjalan. Kelima siapkan kertas HVS yang seukuran dokumen yang akan di laminating kemudian lipat menjadi 2 bagian.

Masukan ujung plastik laminating di dalam lipatan HVS. Kertas HVS ini berfungsi sebagai penjepit plastik laminating agar tidak lengket di mesin laminating.

Ke-enam tempatkan dokumen yang telah dilapisi plastik laminating ke dalam mesin laminating. Karena roll telah berjalan, maka dokumen akan bergerak maju secara perlahan hingga proses laminating pun selesai dilakukan.

Setelah proses laminating, selanjutnya Anda dapat merapikan pinggiran-nya dengan alat potong atau gunting. Jangan lupa untuk mematikan suhu dan mesin laminating Anda setelah selesai melakukan proses laminating.

Cara menggunakan mesin laminating sebenarnya tidak terlalu sulit jika Anda mengikuti tata cara penggunaannya. Itulah penjelasan mengenai sejarah mesin laminating yang hingga sekarang masih digunakan untuk berbagai keperluan.

Semoga artikel dari Makin Tahu dapat memberikan wawasan baru untuk Anda yang tertarik dalam bidang percetakan.


error: Content is protected !!